Candi Singosari - Sejarah Singkat
12:03 PM
Candi secara
etimologis berasal dari kata Candikagra
yang berarti sebagai candika sebuah sebutan untuk Dewi Durga atau Dewi Maut.
Candi pada umumnya memiliki berbagai fungsi, cansi dapat berfungsi sebagai
tempat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para
raja, petirtaan (pemandian) dan juga
pendharmaan yang khususnya ditujukan untuk kalangan para raja terkemuka. Fungsi
candi berkaitan erat dengan kegiatan agama, utamanya untuk agama Hindu dan
Buddha. Sejarah pembangunan candi sendiri juga selalu berhubungan erat dengan
sejarah kerajaan-kerajaan yang beraliran Hindu-Buddha. Candi ini memiliki
struktunya tersendiri yang pada umumnya terdiri atas tiga bagian yang disebut
sebagai triloka yaitu, kaki candi, badan candi dan atap candi. Kaki candi (bhurloka) melambangkan alam bawah atau
alam dunia manusia yang dikuasai oleh hal-hal duniawi, badan candi (bhuahloka) melambangkan apa yang disebut
sebagai alam antara atau alam dunia manusia yang tidak lagi terikat dengan
hal-hal duniawi, dan atap candi (shuahloka)
melambangkan alam atas atau dunia para dewa. Menurut susunan bentuknya candi terbagi menjadi
langgam Jawa Timur dan langgam Jawa Tengah. Langgam Jawa Tengah sendiri juga
terbagi menjadi dua,
yaitu Jawa Tengah Utara dan Jawa Tengah Selatan (Lalu, 2015) . Candi Singosari sendiri memiliki
langgam Jawa Timur.
Salah satu contoh dari corak candi
bagian Jawa Timur adalah Candi Singosari. Bangunan candi ini
terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Candi Singosari
ditemukaan pada tahun 1803 masih berupa tumpukan batu dan dipugar oleh Dinas
Purbakala Hindia Belanda pada tahun 1934-1937 (Perpusnas, 2018) . Dalam Kitab
Nagarakertagama bagian Pupuh
37:7 dan 38:3, juga dalam prasasti Gajah Mada yang bertahun 1351 M Candi Singosari disebutkan
sebagai tempat pendharmaan dari
Raja Kartanegara. Untuk lebih tepatnya kapan Candi Singosari didirikan
masih belum diketahui, namum perkiraan dari para ahli purbakala candi ini
dibangun sekitar 1300 M. Candi Singosari dibangun sebagai persembahan untuk menghormati Raja
Kertanegara dari Singosari.
Ada dua candi yang dibangun sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara yaitu,
Candi Singosari
dan Candi Jawi yang
terletak tidak terlalu berjauhan satu sama lain dan masih di daerah cangkupan
Kabupaten Malang.
Bangunan Candi Singosari
terletak di sebuah kompleks yang luasnya sekitar 8 hektar (200 x 400 meter).
Bangunan Candi Singosari seluruhnya terbuat dari batu andesit dengan menghadap
ke arah barat. Di dalam kompleks juga terdapat sisa fondasi bangunan, runtuhan
dari Candi Papak dan Candi Ringgit, juga arca batu yang dengan keadaan rusak
atau belum selesai dibuat yang diletakkan di sekitaran candi namun masih berada
dalam satu kompleks. Candi Papak dan Candi Ringgit terletak sekitar 300 meter
ke arah barat daya Candi Singosari. Di sebelah barat laut sebelah kiri dan
kanan jalan masuk terdapat sepasang arca Dwarapala yang tingginya sekitar 3,7 meter
dengan lingkar tubuh arca terbesar mencapai sekitar 3,8 meter. Letak dua arca
tersebut terpisah sekitar 20 meter, yang saat ini terpisah oleh jalan raya.
Bangunan candi terletak
di tengah halaman dengan tubuh utama candi berdiri diatas kaki candi setinggi
1,5 meter tanpa hiasan ataupun relief. Tangga naik candi juga tidak terdapat
hiasan makara. Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan,
terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan).
Pintu masuk juga tidak berhiaskan pahatan atau relief. Diatas ambang pintu terdapat pahatan kepala
Kala yang sangat sederhana dan sedikit rusak. Di sebelah kiri dan kanan bilik
pintu, agak ke belakang terdapat sebuah relung sebagai tempat arca. Relung
tempat arca juga tanpa ukiran, relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain dari
tubuh Candi Singosari. Di dalam ruangan tubuh candi juga terdapat sebuah Yoni
yang saat ini dalam keadaan rusak di bagian atasnya, bagian kaki Yoni sangat
sederhana juga tidak terdapat pahatan apapun.
Secara fisik, sepintas
bangunan candi ini terlihat bersusun dua, karena bagian bawah atap candi
berbentuk persegi menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi
yang dahulu digunakan sebagai tempat menyimpan arca, namun saat ini relung itu
sudah kosong. Di setiap bagian atas dari ambang pintu relung terdapat hiasan
kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit dibandingkan dengan hiasan Kala
yang ada di atas ambang pintu masuk dan relung di tubuh candi. Puncak dari
candi berbentuk meru bersusun, makin ke atas bentuknya makin mengecil dan sebagian
atap terlihat sudah runtuh.
Hiasan pada sekeliling
tubuh candi tidak sepenuhnya kosong, namun adanya pahatan dan relief yang
terlihat sangat sederhana menunjukkan bahwa pembangunan Candi Singosari
sebenarnya belum terselesaikan. Tempat dimana Candi Singosari didirikan ini
dahulunya adalah bagian kompleks percandian yang difungsikan untuk upacara keagamaan
Tantrayana oleh Raja Kartanegara beserta para Brahmana dan pada saat itulah, di
tengah-tengah pelaksanaan upacara Tantrayana, pasukan Jayakatwang melancarkan
serangannya secara mendadak tanpa sepengetahuan dari Kertanegara. Dalam Kitab
Pararaton menyebutkan bahwa Arya Wiraraja, seorang adipati Sungenep turut membantu
Jayakatwang dengan memberi tahu kapan waktu yang tepat untuk menyerang Singosari.
Raja Kertanegara beserta pengikutnya gugur bersama-sama. Pada tahun 1292 M
Jayakatwang menguasai seluruh Kerajaan Singosari (Posponegoro &
Notosusanto, 1993) .
0 comments